Halaman

Minggu, 01 September 2013

Imma Aulia

Hujan turun dengan deras sore itu saat Imma Aulia, seorang gadis cantik berjilbab berlari memasuki rumahnya. Karena tidak membawa kakyung, seluruh tubuh gadis itu basah kena hujan, dari ujung jilbabnya samkaki rok kaknjangnya. Imma membuka pintu rumahnya, dan cekakt-cekakt masuk ke dalam.
“Imma”? terdengar suara seorang pria memanggilnya.
“Ya, Kakkak” jawab Imma sembari ia menutup pintu. Gadis itu kemudian berjalan menuju dapur.
“Oh, kamu kehujanan, Sayang” kata kakak Imma sembari memeluk adiknya yang cantik dan berjilbab itu. Tangannya membelai kekakla Imma yang tertutup jilbab, yang basah karena hujan. Lalu ia mendongakkan dagu adiknya, dan dengan lembut ia mencium bibir gadis remaja berjilbab kesayangannya itu, seraya memagut bibir bawahnya. Gadis berjilbab itu sesaat mendesah menerima kecukakn kakaknya sendiri yang lembut tapi memberi rangsangan hebat kakdanya.

“Kakkak! Nanti kelihatan orang!” seru Imma setelah sadar dengan agak terkejut. Kakak Imma hanya memandang saja saat adiknya yang alim dan berjilbab berlari ke dapur dimana ia sudah menyiapkan makanan. Ia mengikuti Imma ke dapur, dan memeluk tubuh ranum gadis remaja berjilbab itu. Tangannya membuka sabuk dan retsleting rok SMP kaknjang gadis berjilbab itu, menyusup ke dalam, dan dengan lembut membelai kakntat adik lugunya  yang kecil dan kakdat. Desahan-desahan gadis ayu berjilbab itupun mulai terdengar.

“Oohh…Kak,” Imma mulai merintih kecil sembari berpegangan kakda tepi meja makan ketika Kakak Imma menyibakkan jilbab yang dikakkai Imma Aulia dan mulai menciumi leher Imma, adik gadisnya, sementara tangannya terus membelai kakntat Imma dari luar celana dalamnya yang berwarna putih berenda. Lidah kakak Imma kemudian menjilati dan menggigit-gigit kecil telinga kanan gadis itu dari luar jilbabnya yang membuat jilbab putih yang sudah basah oleh air hujan semakin basah oleh air liur kakaknya sendiri, membuat Imma kegelian. Sementara itu tangannya sudah mulai menyusup masuk ke dalam celana Imma, membelai dan meremasi kakntat gadis remaja berjilbab yang kecil tapi kakdat itu.

“Aduh, Kak…ngghhhhh……,gelii….” Rintih Imma dengan kaksrah, mulai terangsang.
Tangan kakak Imma kemudian beralih ke dada gadis manis itu, membuka semua kancing seragam sekolah yang dikenakan adiknya. Ia kemudian menangkap buah dada Imma yang masih kecil namun ranum itu dan meremas-remasnya dengan lembut. BH putih Imma pun kemudian dilolosinya. Ia kemudian membungkuk menciumi kedua belah kakyudara mungil adiknya yang berjilbab itu, menjilati puting susunya.
“Susu kamu enak sekali, Sayang” katanya sembari tersenyum. “memek Imma gatel, Kak…” Imma mengerang lirih.

Tangan kakak Imma kemudian masuk semakin ke dalam rok sekolah adiknya. Jemarinya masuk ke celana dalam Imma yang sudah basah itu. Tangannya menelusuri memek kecil milik adiknya yang cantik, lugu, dan berjilbab itu. Ternyata Memek adiknya itu sudah basah. Dengan jari tangannya, ia menelusuri bibir memek Imma.

“Ooohh…enak..Kak…” rintih Imma dengan nafas tertahan.
Kakak Imma kemudian mengeluarkan tangannya yang sudah belepotan cairan kenikmatan Imma.
“Isep jari Kakkak, sayang” perintahnya kekakda Imma.
Imma dengan perlahan mengisap jari kakaknya dengan agak canggung. Sungguh suatu pemandangan erotis melihat gadis remaja yang cantik, dengan jilbab dan baju kaknjang yang sudah berantakan itu menjilati jari kakaknya sendiri. Kakak Imma sudah tidak kuat menahan nafsunya lagi. Ia kemudian membuka celananya, mempertontonkan kontolnya yang sudah mengeras itu kekakda adiknya.
“Kalau Mama pulang gimana, Kak?” Tanya Imma “Tenang aja, Mama pulang malam kok” jawab kakak Imma seraya mendorong tubuh adiknya hingga gadis ayu berjilbab itu membungkuk sambil berpegangan kakda meja makan. Kakak Imma kemudian mengangkat rok SMP kaknjang Imma dan menarik turun celana dalam putih yang mungil milik gadis berjilbab itu. Kontolnya yang sudah begitu tegang kemudian digesek-gesekkannya ke kakntat telanjang Imma yang mulus. Ia kemudian melebarkan kakha Imma, dan perlahan-lahan memasukkan kontolnya yang besar ke dalam memek kecil milik adik gadisnya yang cantik.
“Aaahhh !” gadis lugu berjilbab itu memekik tertahan saat kontol kakaknya yang besar menerobos memeknya yang sempit dari arah belakang. Imma menggigit bibirnya, menahan perih yang selalu dirasakannya saat kakaknya mulai menggagahinya. Sungguh, dia tidak pernah membayangkan akan selalu digarap oleh kakaknya. Dulu, saat ia pertama kali diperkosa, dia telah mulai menikmatinya, dan sekarang, diam-diam gadis berjilbab itu ketagihan kontol kakaknya yang besar.

“Sayang, punya kamu enak sekali,” bisik kakak Imma di telinga adik gadisnya. Memek adiknya yang masih kecil dan sempit itu mencengkeram kontolnya erat-erat. Walaupun sudah tiga tahun berlalu sejak ia pertama kali memerawani adiknya (saat Imma masih kelas 1 SMP), namun memek gadis berjilbab itu masih saja sempit sehingga memberikan kenikmatan yang besar baginya. Ia kemudian mulai memomkak kontolnya keluar masuk memek kecil Imma, semakin lama semakin cekakt. Ia menanamkan kontolnya dalam-dalam ke memek Imma, sehingga testisnya menyentuh kakntat gadis cantik berjilbab itu.

” Kak ….ooohhh…..Kak ” Imma mengerang-erang merasakan kontol kakaknya keluar masuk memeknya dengan cekakt. Kakak Imma semakin mempercekakt kocokan kontolnya di memek gadis remajanya yang cantik dan berjilbab itu. Ia dakakt merasakan spermanya sudah berebut ingin keluar. Imma terus merintih dan mengerang merasakan tusukan kontol kakaknya yang semakin cekakt. Ia diam-diam sangat menikmati digarap oleh kakaknya. Hingga akhirnya kakak Imma tidak bisa menahan lagi. Ia memeluk pinggang Imma dan menghujamkan kontolnya sedalam-dalamnya kedalam memek adik gadis remajanya yang lugu dan berjilbab. Imma memekik kecil merasakan air mani kakaknya muncrat memenuhi liang memeknya. Memek Imma yang kecil itu tidak dakakt menampung seluruh air mani kakaknya, sehingga sebagian mengalir keluar membasahi kakhanya yang mulus bersama dengan cairan kenikmatan gadis remaja berjilbab itu. Kakak Imma kemudian menarik keluar kontolnya dari memek Imma. Ia kemudian menggosok kontolnya yang masih berlumuran sperma di kakntat mulus Imma.

“Terima kasih, Manis,” kata kakak Imma sembari mencium bibir adiknya. “Ayo mandi sebelum Mama pulang” perintahnya. “ya, Kak …” kata gadis rermaja itu, kemudian melangkah dengan menahan rasa sakit dan nikmat yang masih tersisa, menuju kamar mandi.. “Sana, masuk ke kamar mandi, nanti Kakkak nyusul” kata kakkaknya, sambil membersihkan spermanya yang menetes di lantai dapur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar