Halaman

Minggu, 01 September 2013

Jenny

Keakrabanku makin erat kala Jenny memintaku memberikan les privat kepada adiknya yang masih SMP, namanya Elrika, Tipe-tipe orangnya sama dengan Jenny, hanya bodynya agak kurus. Jadi setiap pagi sebelum sekolah, aku harus memberikan private kepada adiknya, memang khusus matematika dan fisika, Elrika tergolong lemah, namun berkat kesabaran dan teknik mengajarku yang baik, aku berhasil membuat Elrika menyukai pelajaran fisika dan matematika, bahkan nilai-nilainya setelah aku pegang menjadi sangat baik.

Pagi itu, Kalau tidak salah hari Sabtu, seperti biasa aku memberikan privat kepada Elrika, Namun kali ini Jenny tidak ada, Mungkin sedang jalan-jalan dengan cowoknya, karena setahuku cowoknya Jenny libur kerja hari sabtu, memang cowoknya Jenny baik sekali, orangnya royal, meskipun agak pendek, tapi penampilannya selalu rapi.

Pagi itu ternyata jadwal pelajaran Biologi yang membahas tentang alat reproduksi pria dan wanita, Aku agak grogi juga neranginnya, apalagi Elrika selalu tersenyum nakal seolah menggodaku, wajahnya yang lebih manis dari Jenny memerah saat aku terangkan bahwa Penis adalah bagian vital tubuh pria yang berperan dalam memperoleh bayi, pada wanita disebut vagina. Tau bahwa aku grogi Elrika malah menggodaku.

“Kak, Rika belum pernah liat penis, Rika boleh lihat tidak?”

Aku tak bisa bayangkan betapa mukaku saat itu malu, namun tercampur dengan nafsu, Membayangkan itu penisku langsung saja berontak dalam celanaku, namun aku berusaha tenang.

“Memang Rika mau lihat penis siapa?” tanyaku.
“Penis kakak saja, kan kakak yang ngajarin Rika?”
“Berani juga nih anak!” pikirku, Aku yang sudah nekatpun tak kalah berani, kuusir perasaan malu dalam diriku.
“Kalau mau lihat di kamar mandi sekarang!” sahutku.
“Ah disini saja” jawab Rika manja.
“Nanti kalau ketahuan mama kamu gimana?”
“Biar saja, kan Rika lagi belajar!”

Aku sempat bingung dan ragu, Apakah Rika polos? Atau ingin menggodaku? Akhirnya dengan ragu-ragu aku keluarkan penisku yang sudah tegang dari celanaku.

“Nih, lihat baik-baik” kataku.

Rika mendongakkan kepalanya untuk melihat lebih jelas bentuk penisku, mungkin pandangannya terhalang oleh meja dihadapannya, Aku berdebar-debar menanti kelanjutannya..

“Kok lain ya sama anak kecil?”
“Rika boleh pegang, Kak?”

Aku hanya mengangguk, Elrika berdiri mendekatiku dan langsung menggenggam senjataku, aku merasakan nikmat yang luar biasa saat tangan Rika mengenggamnya, Rika pun aku lihat agak memerah mukanya..

“Kok keras ya Kak?”
“Oh ini namanya penis kakak sedang ereksi” terangku dengan nafas yang memburu

Untunglah atau mungkin tepatnya sialnya! Rika tak meminta lebih jauh, terpaksa pulang dari rumah Rika aku langsung ke kamar mandi menuntaskan hasrat yang belum tersalurkan.

Senin pagi, aku sudah siap untuk memberikan privat, namun ternyata Elrika nya tidak ada, Jenny bilang mungkin hari ini tidak les, karena ada keperluan mendadak, dan sekarang sedang pergi dengan mamanya.
“Ya udah, gua balik ya Jen?” pamitku
“Ntar dulu Yud, sini kita bicara ke kamar gua!”

Aku deg-degan, jangan-jangan Rika cerita peristiwa sabtu kemaren ke Jenny, namun aku berusaha setenang mungkin, setelah aku dikamarnya, tanpa basa-basi lagi Jenny pun menanyakan peristiwa kemaren sabtu, pas dengan dugaanku!

“Yud, kemaren bener loe ngasih unjuk penis loe ke adik gua?”

Aku jawab apa adanya dan aku jelaskan sejujurnya bahwa Rika lah yang meminta! Untunglah Jenny tidak marah, malah dia pesan kepadaku untuk berhati-hati dengan adiknya!, aku jadi bingung sendiri!

“Yud, sekarang kalau gua yang minta ngelihat penis loe boleh?” aku terkejutnya bukan main, aku pandangi wajahnya yang cantik, aku lihat tidak ada nada bercanda di sinar matanya,
“Memang kenapa Jen?” sahutku ragu
“Terus terang aja, gua penasaran, kata Rika penis loe gede, panjang lagi!” sahutnya tanpa malu-malu.
Aku jadi terbawa berani.
“Ah, bohong Jen, biasa aja!”
“Ya udah sekarang buka, gua mau lihat!”

Mungkin karena terbawa rasa takut, penisku tidak mau ereksi, aku keluarkan penisku yang masih loyo dihadapannya, ternyata reaksi Jenny cukup mengagetkanku.
“Wow, gede banget Yud!”
“Apanya yang gede, orang lagi tidur”
“Punya pacar gua aja kalau lagi bangun tidak sepanjang dan segede ini Yud! Suer!”
“Coba lu bangunin Yud!” pinta Jenny
Kali ini aku yang sudah bisa menguasai diri dari rasa takut, berbalik menggodanya
“Lu dong yang bangunin!” sahutku

Jenny diam, mungkin ragu, tapi tak lama, jari-jarinya yang lentik sudah menggenngam senjataku, tidak lebih dari 5 detik, senjataku langsung membengkak kaku dalam genggaman tangannya, aku perhatikan muka Jenny agak memerah, mungkin menahan gairah nafsunya,

“Yud, terus terang, gua udah kenal 3 kontol sampai sekarang!, dan kontol loe yang paling gede!” sambil bicara Jenny dengan trampilnya mengocok senjataku.

Aku merasakan nikmat yang luar biasa, aku mengerang tak sadar, dan tiba tiba saja Jenny memelukku, bibirnya yang sensual menerobos mulutku, Aku yang sudah dikuasai birahi pun tak kalah siap, Aku balas melumat bibir Jenny, lidah kami saling mendorong dan mengait, sementara tangan Jenny masih terus mengocok senjataku yang terasa semakin kaku dan membengkak, Sebenarnya aku sudah tak tahan ingin memuncratkan kenikmatan, namun aku ingat bahwa dalam cerita stensilan yang aku baca, aku sebagai lelaki tidak boleh keluar lebih dulu sebelum pasangan main kita keluar.

Aku lepaskan pelukannya, aku serang Jenny dengan imajinasi-imajinasi yang aku dapat dari cerita dan film, aku rebahkan Jenny dikasurnya, kini aku yang menyerangnya, Aku cium seluruh wajahnya, dari dahi, hidung, bibir, pipi, lehenya, dan telinganya, sambil saling melumat bibir Jenny membuka kemejaku, aku pun tak mau kalah, membuka kaos tanktopnya, apalagi melihat rimbunnya bulu ketiak Jenny, nafsuku semakin tak terbendung, satu persatu pakaian kami bertebaran dilantai, kini tubuh kami berdua bagaikan bayi, polos tanpa sehelai benangpun.

“Yud, tolong kunci pintu kamar dulu” pinta Jenny, suaranya agak serak mungkin karena terbawa gairah.

Setelah mengunci pintu kamar, Aku kembali menciumi seluruh tubuh Jenny, buah dadanya yang montok menjadi sasaran mulut dan jari-jariku, Tak puas-puasnya aku mencumbui seluruh permukaan tubuh Jenny, Aku keluarkan seluruh imajinasiku yang selama ini belum pernah tersalurkan, aku puaskan keinginanku tentang tubuh wanita, kekenyalan buah dada Jenny membuat aku betah berlama-lama di dadanya, Lidahku yang hangat mengecup puting buah dadanya yang masih merah, satu tanganku aku gunakan memilin puting buah dadanya yang satunya, sementara tanganku satu lagi menggosok-gosok memeknya yang sudah basah! Entah sudah berapa kali Jenny mengerang dan memintaku memaasukkan kontolku yang pentolnya sudah mengkilap oleh cairan nafsu! Namun aku belum puas, aku tak tahu berapa lama aku mencumbu dadanya, menciumi keteknya, apalagi menjilati memeknya! Akupun tak tahu berapa kali Jenny mengejang kaku melepaskan orgasmenya! Yang aku tahu aku harus selama mungkin mencumbunya! Memuaskannya, dan memuaskan seluruh keingintahuanku!
Setelah seluruh tubuh Jenny dari leher sampai ujung kaki penuh dengan bekas cupanganku, akhirnya aku baru memasukkan senjataku yang kaku ke dalam memeknya yang sudah basah, Beberapa kali aku gagal memasukkan kontolku, akhirnya Jenny menggenggam senjataku menuntunnya pada lubang yang benar sambil berkata, “Tekan sekarang, Yud!”.
Perlahan aku tekan kontolku, akhirnya sedikit demi sedikit aku merasakan pertama kalinya kontolku memasukki memek, sungguh nikmatnya luar biasa, Aku lihat Jenny yang sudah kelelahan kembali bergairah.
“Terus Yud!, tekan yang dalam!”

Aku mulai menggerakkan pinggangku seiring dengan keluar masuknya kontolku dalam celah sempit memek Jenny, Sekitar 5 menit aku memompa memek Jenny dengan nafsu, Aku berusaha keras semampuku menahan semprotan pejuku, tak lama Jenny mengapit pinggangku dengan dua pahanya yang gempal, matanya terbalik, dan tubuhnya mengejang disertai dengan jeritan kuat!

Mungkin Jenny sudah keluar pikirku! Aku langsung mempercepat pompaanku, kontolku terasa semakin membengkak dalam memek Jenny yang sempit, akhirnya akupun tak tahan, aku segera cabut kontolku dari memek Jenny (sampai mengeluarkan bunyi “Plop”) dan kusemprotkan cairan nikmatku diatas perutnya.. aku memejamkan mata menikmati seluruh rasa nikmat diseluruh tubuhku, aku takpeduli spermaku berhamburan sampai kebuah dada Jenny bahkan saampai ke mukanya..

“Gila, loe hebat banget, Yud!” Jenny menciumku mesra, aku yang baru pertama merasakan nikmatnya dunia, masih penasaran, Aku kembali melumat bibir Jenny dan meremas-remas lembut buah dadanya!
“Udah, Yud! Gua cape, lagian udah siang! Bentar lagi kan sekolah!”
aku lihat jam sudah menunjukan 11.30 berarti bentar lagi harus sekolah, aku ngalah, aku kenakan pakaianku kembali!
“Jen, terus terang gua baru pertama kali ngewe”
“Gua tahu, loe masih kaku tapi jujur, loe termasuk hebat!, cowok gua paling kuat 10 menit! Dan biasanya gua paling top sekali keluar! Bahkan sering tidak keluar! Tapi dengan loe tadi gua sampai 5 kali keluar!, dengkul gua sampai gemeter nih!”
“Tapi ada yang gua nggak suka dari loe! Besok-besok jangan bikin cupangan kaya gini! Ntar kalau ketahuan pacar gua gimana? Untung masih hari senin!”
Aku hanya mengangguk dan tersenyum..

Sejak itu keakraban aku dengan Jenny semakin tak terpisahkan, Di sekolah sudah tertanam image bahwa dimana ada Jenny pasti ada yudas! Aku bangga bisa memiliki Jenny meskipun aku tahu tidak mungkin 100%, Hari-hari yang aku lewati dengan Jenny semakin seru, tiada hari tanpa seks, bahkan pernah Jenny bicara dengan mamanya hanya dengan mengeluarkan kepalanya dari hordeng kamar, sementara aku dibelakangnya sedang asyik menusuk memeknya dengan gaya doggy.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar